OLLY EFFECT GELITIK EKONOMI SULUT


Manado, ME

Ekspektasi membumbung menaungi langit Nyiur Melambai. Perekonomian Sulawesi Utara (Sulut), diprediksi akan melambung tinggi. Figur Gubernur Olly Dondokambey jadi pemicu. Ketokohan serta jaringan politisi PDIP di level nasional, diyakini akan menjadi jembatan untuk menopang lajunya peningkatan  perekonomian Sulut dalam beberapa tahun kedepan.

 

Sinyal positif bermula tatkala Bendahara Umum Moncong putih itu mendapat mandat rakyat untuk memimpin Sulut, medio 9 Desember 2015 lalu. Ekonomi Sulut, langsung bergairah. Itu diperkuat dengan kedatangan para pemangku kebijakan ekonomi nasional di Sulut, usai dilantiknya salah satu putra terbaik Minahasa oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 12 Febuari 2016 lalu.

 

Seperti, Ketua DPR RI Ade Komarodin, Badan Anggaran DPR, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Hukum dan HAM Yasonnah Laoly,   Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo serta sederet pemegang ‘mapatu’ di sektor perekonomian lainnya.

 

“Olly Dondokambey bisa membuat Sulut menjadi pusat pengembangan ekonomi di Indonesia Timur, terutama di sektor Pariwisata,  perdagangan, kelautan dan pertanian,” tanggap Anton J Supit salah satu pengamat ekonomi nasional.

 

Olly dinilai merupakan jawaban pemimpin yang dibutuhkan Sulut untuk meningkatkan sektor perekonomian. Selain paham strategi pembangunan, Olly dinilai piawai dalam urusan lobi sekaligus memiliki jaringan yang luas.  “Di tangan Olly, Sulut diprediksi akan memegang posisi kunci di Indonesia Timur beberapa tahun ke depan.  Sebagai tokoh nasional Olly memiliki lobi dan jaringan yang luas. Ini modal yang sangat penting,” urai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.

 

Selain mengotimalkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, sektor yang dianggap sangat cocok untuk dikembangkan di Sulut adalah pariwisata. Alasannya, pariwisata kini menjadi salah satu industri terbesar di dunia. "Sektor pariwisata harus menjadi prime mover bagi sektor-sektor lain sehingga perekonomian Sulut dan Indonesia Timur secara keseluruhan akan semakin berkembang dan maju,” tandasnya.

 

Senada diungkapkan Ekonom Sulut, DR Agus Poputra. Perekonomian Sulut dinilai bakal cerah dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey. Alasan utama adalah jaringan atau networking yang dimiliki oleh pak Olly ke tingkat pusat. Mulai dari partai pemerintah, presiden maupun kementrian dan lembaga.

 

“Banyak gubernur yang memiliki kualitas baik, tapi payah dalam networking. Pak Olly punya itu (networking). Networking sangat penting dalam hubungan ekonomi dan bisnis,” ujar Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Samratulangi .

 

“Saya yakini Pak Olly akan mampu melobi anggaran di kementrian maupun lembaga lain untuk masuk ke Sulut. Itu tentu akan sangat membantu mendorong laju perekonomian Sulut,” sambungnya.

 

Pun begitu,  tantangan Olly adalah bagaimana menciptakan Sumber daya manusia (SDM) dan lapangan kerja. Di era masyarakat ekonomi asean (MEA), kualitas SDA akan sangat menentukan. Ini tugas penting gubernur.  “Jika tidak diperhatikan, kita hanya akan jadi penonton di negeri sendiri melihat banyak tenaga kerja lain masuk ke Sulut,” jelas Ekonom Kementrian Keuangan ini.

 

Untuk itu peningkatan SDA melalui balai latihan kerja harus dioptimalkan. Begitu juga anak sekolah mulai SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi harus mulai diajar ketrampilan atau praktek. “Dari sisi pertanian, peningkatan teknologi tepat guna harus sampai ke desa-desa.  Ancaman lain juga yang harus diwaspadai adalah banjir. Pengerukan dan normalisasi daerah aliran sungai harus segera terealisasi,” tandasnya.

 

BI IKUT OPTIMIS
Unsur Perbankan ikut bersemangat. Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Peter Jacobs juga yakin ekonomi Sulut akan meningkat dibawah nahkoda Gubernur Olly Dondokambey.

 

Kepemimpinan Olly dipandang sebagai momentum yang tepat untuk lebih meningkatkan koordinasi antar para pemangku kepentingan demi mewujudkan kemajuan Sulut dalam berbagai sektor kehidupan.

 

"Kami optimis dengan kepemimpinan Pak Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulut yang baru  akan menjadi momen mewujudkan masyarakat Sulut yang maju dan sejahtera," ujar Peter Jacobs didampingi Deputi Yusnang dan Asisten Direktur Lukman Hakim.

 

Lapangan usaha konstruksi diprediksi masih akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sulut di 2016. “Sebab banyak pembangunan proyek infrastruktur strategis pemerintah serta tingginya antusias swasta melakukan investasi bangunan di Sulut,” terangnya lagi.

 

Prospek pertumbuhan ekonomi Sulut dipandang tak terlepas pula dari besarnya potensi daerah yang masih dapat terus dioptimalkan  untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

“Selain itu optimalisasi pariwisata dan masih terbuka. Luasnya peluang melakukan hilirisasi industri merupakan dua hal yang dapat ditindaklanjuti bersama di 2016,” kata Peter.

 

“Berbagai paket kebijakan ekonomi pemerintah  juga dipercaya mampu memberi dampak positif bagi perekonomian Sulut kedepannya,” sambungnya.

 

Sementara disisi pengendalian harga, BI optimis tingkat inflasi dapat ditekan lebih rendah dibandingkan 2015. Inflasi Sulut yang diwakili oleh Manado pada 2016 diperikan berada pada level sekitar 4,5 persen. Berbagai upaya pengendalian harga akan terus diakukan bersama dengan TPID melalui berbagai program unggulan. Dengan fokus pengendalian harga pada kelompok volatile food.

 

"BI akan mendukung langkah pemerintahan baru dalam membangun perekonomian Sulut kedepan melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi daerah, menjaga ketersediaan uang kartal serta melalui diseminasi kajian ekonomi daerah," timpalnya.

 

Meski begitu masih ada beragam tantangan yang masih akan mewarnai perekonomian Sulut pada 2016. Seperti penurunan kinerja pada lapangan usaha pertanian khususnya pada subsektor perkebunan. “Itu perlu menjadi perhatian bersama mengingat pengaruhnya cukup besar baik sisi pertumbuhan ekonomi maupun di sisi kesejahteraan masyarakat,” bebernya.

 

Selain itu penurunan pada sektor pertanian terjadi pada subsektor tanaman bahan makanan berjumlah 14 persen. Yang terbesar adalah padi yang mencapai sekitar 70 persen. Disusul perkebunan tahunan 30 persen, yang terbesar adalah kelapa yang mencapai sekitar 80 persen dan perikanan 33 persen.

 

“Tapi kita optimis, dengan program dan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada peningkatan perekonomian rakyat, seluruh kendala itu bisa teratasi. Dengan begitu perekonomian Sulut pasti akan lebih meningkat dan masyarakatnya sejahtera,” tandasnya.

 

OJK SELARAS DENGAN BI
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara,  Elyanus Pongsoda berpendapat serupa. Optimisme  Elyanus mengacu dari kedatangan para pemangku kebijakan pusat dibidang ekonomi, pasca dilantiknya Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulut periode 2016-2021.

 

Perekonomian Sulut diyakini akan bertumbuh pesat diera kepimpinan Olly. Apalagi pasangan Olly-Steven mengusung visi untuk mewujudkan Sulawesi Utara yang berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, serta berkepribadian dalam budaya.

 

Program kerja prioritas yang diusung Olly untuk mengoptimalkan pelabuhan Bitung dan KEK Bitung dinilai sangat baik. “Harapan kita dengan kepemimpinan baru dan relasi yang banyak bisa menarik investasi ke daerah Sulut,” katanya. Mantan Kepala OJK Sulteng ini menambahkan  tantangan Olly adalah pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, juga angka kemiskinan masih tinggi. Produksi produk pertanian contoh kelapa turun hingga 50 persen.

 

Dari sisi OJK sebagai regulator perbankan dan lembaga keuangan berharap agar pak Olly bisa mensinergikan setiap SKPD dengan perbankan dalam menyiapkan data-data. Karena SKPD yang paling mengerti tentang potensi didaerahnya. Perbankan tinggal bersinergi dengan SKPD. “Kami berharap ada data yang Pemda siapkan yang mungkin saja tidak diketahui perbankan. Jika ada potensi disitulah kita bersinergi,” jelasnya.

 

Saat ini pemerintah sudah menurunkan suku bunga kredit. Itu dinilai akan mendorong pertumbuhan kredit. Terbukti jumlah kreditur dana di perbankan mulai dari pengusaha pemula menengah hingga besar hingga lembaga keuangan bukan bank mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

 

“Dengan turunnya suku bunga kredit pinjaman nanti akan mendorong pertumbuhan kredit, dengan modal ini maka banyak pengusaha pemula dan pengusaha existing bisa mengembangkan usahanya, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi. Dampaknya akan luar biasa,” urai Elyanus.

 

OJK pun siap bekerjasama dengan Pemda Sulut. Salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah, untuk pengembangan potensi daerah. Tim ini rencananya akan dibuat pada Juni 2016 ini dan pengarahnya adalah dari Gubernur, Wakil, Sekprov dan Sekjennya dari OJK. Anggotanya dari SKPD terkait yang berhubungan dengan perekonomian, industry, bank dan lembaga keuangan lainnya. “Intinya adalah untuk mempercepat akses dari daerah ke jasa keuangan,” tandasnya.

 

BANGGAR DPR JUGA YAKIN
Optimisme terhadap kepemimpinan Olly Dondokambey juga didendangkan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdulah. Di tangan Olly, Said yakin wajah Sulut dalam 5 tahun kedepan akan berubah signifikan.

 

"Ini kunjungan spesifik. Kami datang untuk melihat potensi Sulut,” ungkap Said, kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Olly Dondokambey dan unsur Forkompimda Sulut di Kantor Gubernur, Kamis (25/2) kemarin.

 

Said yang datang bersama 17 personil Banggar DPR RI, menyatakan akan mendukung pengembangan KEK Bitung.  “Jangan lihat Sulut dari jumlah penduduk kecil. Namun pandanglah Sulut sebagai sumbangsih ekonomi yang besar terhadap republic,” papar politisi PDIP itu.

 

"Saya yakin kepemimpinan Olly Dondokambey lima tahun kedepan wajah Sulut akan berubah secara luar biasa," tandasnya.

 

Sulut ditahun 2016 dinilai mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) yang besar.  “Ini baru pertama kali ada Gubernur baru yang mendapatkan DAK yang besar. Sebab hampir semua kabupaten/kota mendapatkannya. Ini sebuah keberpihakan untuk memajukan daerah-daerah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) terutama bagi Provinsi Sulut,” timpalnya.

 

Gubernur pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia meminta para wakil rakyat yang ikut menentukan APBN,  untuk dapat memperjuangkan penganggaran untuk peningkatan pembangunan di Sulut. Hal itu diamini para mantan rekan sekerjanya di Banggar.

 

Di hari yang sama namun tempat berbeda, Gubernur juga menerima kunjungan  Menko Perekonomian RI Darmin Nasution. Olly pun meminta Menko untuk membantu mewujudkan impian Sulut sebagai pintu gerbang perekonomian di kawasan Asia Pasifik  sekaligus jalur perdagangan regional maupun internasional.

 

Salah satunya menopang pembangunan fasilitas pendukung, seperti KEK, pelabuhan Bitung, jalan Tol Manado-Bitung dan Bandara Sam Ratulangi. Menko pun mengamininya. Tak hanya itu, usai menghadiri Sosialisasi Kebijakan Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) di Hotel Peninsula Manado, Kamis (25/2) kemarin, Menko didampingi Wagub Sulut, Steven Kandouw langsung  melakukan pemantauan di lokasi pembangunan jalan Tol Manado Bitung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.

 

Disana, Nasution mendengarkan pemaparan mengenai pembangunan lokasi KEK Bitung, serta melihat maket pembangunan KEK.  Selesai melaksanakan pemantauan di lokasi KEK, Menteri bersama rombongan melihat langsung pelabuhan peti kemas Bitung.  Nasution pun berjanji  untuk membantu mewujudkan Pelabuhan Bitung sebagai International Hub Sea Port (IHSP).

 

“Tapi perlu adanya kebijakan menyeluruh yang harus dilaksanakan dengan cepat. Kebijakan itu setidaknya meliputi pengembangan pelabuhan dan infrastruktur pendukungnya, industri, pengembangan ekspor impor komoditas, dan peningkatan kapasitas SDM logistic,” terangnya.

 

Pengembangan pelabuhan IHP dan infrastruktur di Bitung perlu dipercepat agar segera menjadi simpul konektivitas perdagangan wilayah Indonesia Timur.  “Yang pasti, pemerintah pusat tetap serius dalam membangun sejumlah proyek besar di Sulut demi kemajuan sektor ekonomi Sulut,” tandasnya.(raimon sumual/tim ms)



Sponsors

Sponsors