Ubah Sampah Plastik Jadi Batako, Kamagi Siap Bangun Rumah di Siladen


Tondano, MX
Sampah, terkadang masih sering menjadi soal. Sampah juga dinilai memberi dampak pada pencemaran lingkungan.
 
Namun ternyata, sampah dapat memberikan hasil yang tak terduga, jika dijadikan suatu inovasi untuk dikelolah menjadi bahan yang bermanfaat.
 
Marlon Kamagi, warga asal Kelurahan Kendis, Tondano, Kabupaten Minahasa, berhasil mendaur kembali sampah plastik, menjadi bahan batako yang elastis dan dinamis.
 
Batako hasil daur ini juga memiliki tekanan yang cukup kuat, dan diyakini dapat bertahan 25 -30 tahun.
 
Pembuatan batako ini awalnya dengan cara mengumpulkan sampah organik. Banyaknya sampah tersebut kemudian dipilah, dan diambil berupa penutup botol minuman kemasan, botol oli, botol shampo, gelas plastik dan juga kantong kresek.
 
Hasil pilahan tersebut kemudian digiling ke dalam satu mesin penggiling bernama disthadder atau alat penghancur. Setelah halus, bahan plastik tersebut kembali dimasukan pada mesin pemanas bernama extruder (alat pemanas bahan menjadi cair). Panasnya alat ini estimasi disekitaran 8-10 menit. Cairan pun jatuh dalam sebuah kotak besi berbentuk batako.
 
Hasil cetakan batako ini juga bervariasi. Masing-masing ini ukurannya kalau untuk yang kecil kurang lebih setengah kilogram sampah. Kemudian ukuran disiapkan juga ukuran sedang, beratnya kurang lebih sekitar 1 kilogram. Ada juga ukuran yang lebih besar yakni seberat 1,5 kilogram.
 
Menurut Kamagi, awal mula percetakan daur ulang sampah plastik ini sudah berjalan sekitar hampir setahun. Dalam uji cetak kali ini mereka sudah mencetak hampir 200-san buah batako plastik hasil daur ulang.
 
Marlon yang bekerja sama dengan rekannya yakni Jemsi Kusuma, mendirikan satu perusahan studio daur ulang bernama Baciraro Recycle sebagai mitra penyuplai sampah yang sudah ada di beberapa tempat di Sulawesi Utara (Sulut), yang dikumpul dari setiap rumah-rumah.
 
"Ini merupakan inovasi yang didirikan pertama di Sulut. Ada beberapa komunitas yang kerja sama. Mitra Baciraro ini juga, mampu mengumpulkan sebanyak 100 kilogram sampah kurung waktu satu minggu," kata Kamagi kepada ManadoXpress.com di Tondano, Sabtu (11/06).
 
Diceritakan juga, pada tahun 2020, Baciraro Recycle telah menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan berasal dari Swiss, yaitu Trash Waste Solution (TWS).
 
Perusahan inilah yang telah menyiapkan mesin pencetak daur ulang sampah yang digunakan saat ini untuk memproduksi batako.
 
"Kami menargetkan, dalam jumlah cetakan yang disiapkan, nantinya akan membangun rumah di Pulau Siladen, Kota Manado dengan konsep zero waste, dengan menggunakan batako ini," ungkap Marlon.
 
Hal tersebut menurut dia, adalah dalam rangka salah satu upaya program yang berdampak bagi lingkungan. Bangunan yang berdiri dengan batako ini, tak perlu memakai semen, dan juga tak perlu untuk dicat.
 
Dia berharap semua pihak untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pencemaran lingkungan akibat dampak dari sampah plastik. Serta boleh berdonasi meskipun ini hanyalah sebuah sampah.
 
"3000 cetakan batako ke depan akan siap untuk membangun rumah, dengan konsep bebas sampah," akunya optimis. (Manuel)



Sponsors

Sponsors