Tingkatkan Pariwisata, Wurangian Minta Promosikan Cap Tikus Seperti Arak Bali


Manado, MX
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, terus berupaya mengembangkan pariwisata agar bisa menyamai bahkan menyaingi Provinsi Bali sebagai daerah tujuan wisata.
 
Hal tersebut terungkap dalam rapat hearing Dinas Pariwisata Sulut bersama Komisi IV DPRD Sulut. Dalam meningkatkan pariwisata, Pemerintah Sulut melalui Dinas Pariwisata terus melakukan kerjasama, salah satunya dengan Politeknik Bali.
 
Mendengar upaya yang dilakukan Dinas Pariwisata Sulut tersebut, Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut, Priscilla Cindy Wurangian mengusulkan agar berbagai kesiapan harus diupayakan pemerintah provinsi Sulut dalam menunjang pariwisata. Seperti ditunjangnya mini market yang ada agar wisatawan dimudahkan mengakses minuman jenis bir, mengingat di Provinsi Sulut relatif susah untuk mencari bir di mini market.
 
"Kalau ingin menarik wisatawan, tentu hal tersebut harus diperhatikan. Jadi Dinas Pariwisata berkoordinasi dengan pusat sehingga Provinsi Sulut bisa disamakan dengan Bali. Kalau kita mau pariwisata kita seperti di Bali," kata Cindy Wurangian, belum lama ini.
 
Politisi Partai Golkar ini pun mencontohkan, saat melakukan kunjungan ke Kantor Gubernur Bali. Dalam kunjungan tersebut, dirinya bersama rombongan disodorkan minuman lokal Arak Bali, yang harus langsung dicoba saat itu juga kemudian ditawarkan untuk membeli.
 
"Kami rombongan yang berkunjung tersebut, membeli produk arak Bali hasil UKM masyarakat yang ternyata ditunjang oleh pemerintah. Arak Bali ini kan sebenarnya mirip dengan minuman lokal jenis Cap Tikus kita, kenapa kita tidak juga menggairahkan ekonomi kerakyatan dengan mempromosikan Cap Tikus kepada para tamu maupun wisatawan. Tidak harus di cafe, di kantor pemerintah juga seperti kami berkunjung ke kantor Gubernur Bali," ungkap Cindy Wurangian.
 
Menurut Cindy, dengan mendukung dipromosikannya minuman lokal Cap Tikus bukan berarti mengajarkan orang untuk mabuk-mabukan, karena ada batasan dari segi umur dan kesehatan.
 
"Kalau memang mau bicara dunia pariwisata, kita mencontoh dari yang kita lihat sudah berhasil saat ini, yaitu Bali," tutup Wurangian. (Eka Egeten)