Ibadah Menyambut Natal GMIM Pinaesaan, Lengkong Ajak Jemaat Mencari Jalan Baru


Manado, MX
Jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pinaesaan Griya Paniki (GPI) melaksanakan ibadah menyambut Natal, Kamis (1/12), di gedung gereja GMIM Pinaesaan GPI. Ibadah dipimpin langsung Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ), Pdt Roy Lengkong, S.Th.
 
Dengan mengambil bahan perenungan di Injil Matius 2:1-12 , Lengkong mengatakan, pembacaan ini mendasari tema PGI. Lebih khusus menjadi tema peribadatan Natal dari GMIM Pinaesaan. Khususnya Matius 2:12b yang bertuliskan "Maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain".
 
"Menarik sekali tema ini, yang menjadi tema seluruh anggota PGI untuk menjadikan tema yang membimbing kita untuk merayakan Natal tahun 2022. Agar memperoleh sesuatu umat Kristen yang ada di Indonesia, agar kita mendedikasikan iman di tengah-tengah kehidupan jemaat dan masyarakat," katanya.
 
Ia mengatakan, pembacaan ini menjelaskan kepada jemaat bahwa orang-orang bijak dari timur dan perintah dari langit, kemudian mereka datang menyembah Tuhan dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. 
 
"Cerita ini sudah menjadi cerita umum bagi kita sebagai orang Kristen, mulai dari anak-anak sampai lansia," ujarnya. 
 
Ditambahkannya, setelah mengalami perjumpaan yang istimewa, orang-orang bijak kembali melewati jalan lain seperti yang ditunjukkan oleh Tuhan. Mereka mampu melewati tantangan, hambatan dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah berjumpa mereka berani mengikuti jalan baru yang belum tentu lebih mudah dari jalan sebelumnya. 
 
"Dalam ayat 12 ditulis jalan lain. Ini menjadi inti tema dari PGI dan tema bagi kita semua. Jalan lain dapat diartikan secara baru dalam konteks kita saat ini bahwa setelah bertemu dengan Yesus, mereka dapat menjalani hidup bukan dengan cara yang lama tetapi dengan cara yang baru menjadi manusia yang baru," terangnya.
 
"Ini adalah alas dari tema PGI yang bertolak dari teks Injil Matius 2:15b. Menempuh jalan lain dengan demikian kalau ini kita berkumpul menyambut Natal maka Natal di tahun 2022 Jemaat GMIM Pinaesaan GPI menemukan jalan baru yang interaktif dan inovatif di dalam mewartakan kasih Tuhan kepada sesama dan makhluk ciptaan Tuhan. Kita harus mencari jalan baru dan tidak harus berkelit, hari ini musti begitu dan esok harus begitu. Dunia telah berubah dan panggilan gereja harus seperti ini," terangnya.
 
Dirinya menambahkan, sebagai warga gereja Pinaesaan, di tahun 2022 yang telah dijalani bersama maka kebersamaan itu memampukan jemaat untuk menghadapi tantangan dan pergumulan hidup. 
 
"Kebersamaan yang telah bertumbuh dan berkembang merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat dan harus dikembangkan. Kebersamaan yang disadari sebagai anugerah Tuhan telah mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama dan lebih bermartabat," tutupnya.
 
Sementara itu Wakil Ketua BPMJ GMIM Pinaesaan, Penatua Reza Rumambi dalam sambutannya mengatakan, Natal di tahun 2022 harus menjadi berkat bagi orang lain dan membawa damai dan sukacita. 
 
"Kedatangan Yesus yang kedua kali, Natal yang diidentikan nanti adalah Tuhan sebagai hakim bukan juruselamat lagi. Siapkah kita untuk hakim itu? Siapkah kita untuk Natal yang kedua itu? Kapan datangnya? Datang seperti pencuri dan tidak ada yang tau Tuhan datang yang kedua kali," kata Rumambi yang juga Sekretaris P/KB Sinode GMIM.
 
Ia pun mengajak jemaat untuk periksa kehidupan masing-masing untuk menyambut ke datangan Tuhan yang kedua kali.
 
"Kita tidak akan tau kedatangan Tuhan kedua kali. Bisa saja malam ini malam terakhir dan esok Tuhan sudah datang, maka malam ini kita harus membuka pintu maaf kepada seseorang yang harus kita ampuni. Mari kita periksa kehidupan masing-masing, berkaca masih-masing, hidup kudus kah saya di tahun 2022, ada baik-baik saya kah dengan keluarga saya, setia saya sebagai Pelsus, UPK, BIPRA dan apapun itu janji pelayanan di jaga dengan setia," tuturnya.
 
Ditambahkannya, momen perayaan Natal di tahun 2022 adalah momen refleksi, koreksi, introspeksi dan transformasi diri supaya di tahun 2023 semua lebih baik dan mengasihi Tuhan, sesama dan keluarga masing-masing.
 
"Rayakan Natal dengan kesederhanaan, rayakan Natal dengan ketulusan, rayakan Natal dengan pertobatan, rayakan Natal ini dengan saling mengampuni. Ingat di tahun 2023 itu, tantangan kita potensi resesi ekonomi, resesi pangan. Makanya, pemerintah dan gereja bersama-sama untuk bilang mari jo ba kobong, mari jo ba taman karena tantangan itu yang akan kita gumuli," ungkapnya.
 
Ditegaskan, masyarakat bahkan jemaat harus mempersiapkan diri untuk menghadapi beragam tantangan di tahun 2023.
 
"Ingat potensi sosial di tahun 2023 akan besar karena memasuk tahun pilkada dan pemilu, tantangan radikalisme juga akan datang menganggu Pancasila dan NKRI. Makanya persiapkan diri kita, keluarga kita dan jemaat kita untuk datangnya Natal yang kedua dan Tuhan datang saya sudah siap. Terlebih khusus mengahadapi bermacam tantangan di tahun 2023," tandasnya. (Eka Egeten)
 



Sponsors

Sponsors