Terminal Tondano Dibangun, Situs Budaya Terancam

Dishub Jamin Keamanan Situs


ManadoExpress.co

Lokasi pembuatan terminal tipe A di Tondano, tepatnya di Kelurahan Sumalangka, mengundang kekhawatiran beberapa pemerhati budaya. Pasalnya, di sekitaran tempat pembangunan terminal Tondano sekarang ini banyak sekali situs-situs sejarah budaya. Mereka memikirkan, nantinya situs peninggalan leluhur Minahasa seperti tempat musyawarah Kekoan dan Watu Meja bakal terancam digusur.

Andrey Tandiapa, salah satu pegiat di komunitas Mawale Movement, menginginkan agar tidak ada pengabaian terhadap situs-situs sejarah. Supaya tidak terjadi seperti Watu Pinarewokan. "Seharusnya tempat-tempat seperti ini perlu dilestarikan dan jangan ada pengabaian. Tempat seperti ini merupakan bukti peradaban tou Minahasa. Kiranya kejadian seperti di Watu Pinarewokan Kelurahan Rerewokan tidak terjadi lagi" ungkap Andrey yang juga warga Sumalangka.

Pegiat di Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA), I Wayan Jhony M.Teol turut angkat bicara. Bagi dia situs-situs itu sangat penting untuk mengenal identitas orang Minahasa, jangan dirusak. Bagi dia kalaupun pembangunan itu akan terkena pada situs tersebut, alangkah baiknya dipindahkan atau dipugar, jangan diabaikan.

"Situs-situs ini sangat penting bagi orang Minahasa karena mengungkapkan identitas orang Minahasa. Jangan dirusakan, lebih baik dipugar atau jika terkena dipindahkan," ungkap Jhony.

Lagi katanya, keberadaan tou Minahasa sekarang ini, karena keberadaan di masa lalu, makanya kita mesti belajar dari sejarah. "Keberadaan kita sekarang karena keberadaan di masa lalu, maka kita perlu belajar dari masa lalu", tambahnya.

Lurah Sumalangka, Alfrits Tambuwun menegaskan bahwa pihaknya akan mempertahankan situs budaya ini. Sebab situs sejarah budaya ini merupakan aset di Kelurahan Sumalangka. Tempat-tempat seperti itu perlu dilestarikan. Tetapi, menurutnya situs budaya Kekoan tidak akan terkena pembangunan terminal.

"Dalam pembangunan terminal kami akan tetap mempertahankannya sebab ini adalah aset kami di Sumalangka," terangnya.

Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Minahasa, Denny Tualangi, menegaskan jika situs budaya itu di jamin aman karena tidak masuk dalam wilayah pembangunan terminal.  "Situs budaya Kekoan di atas, sementara lokasi terminal itu di bawah, jadi itu tidak akan disentuh karena tidak masuk dalam radius pembangunan terminal," kata Tualangi.

Sementara, beredarnya isu mengenai akan dibuatnya jalan di belakang Kelurahan Sumalangka, tembus sampai ke jalan Rurukan. Memicu kekhawatiran para pecinta budaya tentang keberadaan situs-situs lain di  wilayah tersebut, seperti Panibe dan Watu Rimper. Namun, Tualangi menjelaskan bahwa kalaupun akan dilaksanakan pembangunan jalan itu, tentu akan dimulai dengan berkonsultasi dengan masyarakat setempat, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

"Jika ada pembuatan jalan tentu kami akan berkonsultasi dengan masyarakat setempat, tokoh masyarakat dan tokoh agama," ungkapnya.

Tualangi sendiri juga mengakui tentang pentingnya tempat-tempat seperti ini untuk dilestarikan. Menurutnya justru dengan keberadaan situs budaya tersebut akan menguntungkan masyarakat. Apalagi ketika situs ini berada di tempat umum, akan memberikan hal positif bagi warga, supaya orang-orang dapat mengunjungi dan mengenalinya.

"Tempat-tempat seperti itu justru akan memberikan hal yang positif bagi kita, apalagi tempatnya berada di tempat umum. Tetapi hal ini juga tergantung dari pemilik tanah," terangnya. (arfin tompodung)



Sponsors

Sponsors