SUAL: HARDIKNAS BUKAN UNTUK DIPERINGATI TAPI UNTUK DIISI

Dari Peldikdas ke-3 Sanggar Tumondei


Manadoexpress.co

Komunitas anak muda ro’ong Tondei yang terhimpun dalam Sanggar “Tumondei” Minahasa Selatan kembali laksanakan Papendangan dengan tajuk Pendidikan dan Pelatihan Dasar (PELDIKDAS). Kegiatan PELDIKDAS ke-3 yang diikuti puluhan orang itu dilaksanakan di Balai Pertemuan Umum Tondei Dua Kecamatan Motoling Barat Kabupaten Minahasa Selatan pada 2-3 Mei yang baru lewat. Meski sederhana namun acaranya cukup meriah. Walau bersahaja tapi isinya sarat kegiatan-kegiatan berfaedah.  Kegiatan-kegiatannya antara lain: lokakarya, pasiar adat ke situs budaya, ekspresi bebas (baca puisi), dan peluncuran buku karya sastra Minahasa.

Walaupun persiapan hanya sebulan, anggota-anggota di organisasi yang sudah sekitar tiga tahun konsisten dalam program budaya Minahasa itu sanggup mengemas dan menyajikan acara yang memuaskan. Baik bagi peserta baru dan peserta yang sudah pernah berpartisipasi sebelumnya. Kekurangan dana pun tak jadi soal bagi mereka.

“Torang kwa di Sanggar Tumondei nyanda mo bagantong di doi. Ada doi ato nyanda torang tetap brusaha beking tu kegiatan tepat pada waktu yang torang so rencanakan. Apa jo tu ada ya itu yang torang pake for mo beking tu kegiatan. Torang biasa ja baku mapalus. Torang nda suka mo jadi manja deng musti ada doi banya dulu baru babeking kegiatan. Makanya depe konsumsi pun di saat kegiatan, deri pagi sampe sore, ya ubi, pisang: rubus ato goreng, kong kase par kasana deng kopi ato teh. Kalu ada yang tasadia di kobong, kong gratis, kyapa musti bli? Torang musti praktekan tu nilai-nilai luhur yang torang pe Apo-Apo so kasewaris: tu kesederhanaan,” ungkap Iswan Sual di sela-sela rehat.

Saat ditanya apakah kegiatan PELDIKDAS itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARKITNAS), Iswan Sual sebagai salah satu pimpinan dalam kepengurusan Sanggar Tumondei mengatakan,  “Hari Pendidikan Nasional bukan untuk diperingati. Tetapi untuk diisi. Dan seharusnya, menurut kita pribadi, tu smangat Hari Pendidikan Nasional itu musti berlaku hari demi hari. Jang cuma sekadar seremoni.”

Di awal acara Rizky Tambaani selaku ketua tim kerja pelaksana PELDIKDAS berharap agar para peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik dari awal hingga akhir.

“Diharapkan samua anggotaiko ini kegiatan bae-bae spaya ada depe guna. Torang pe pengetahuan tentang Minahasa bole tatamba. Torang pe wawasan jadi loas kong lebe smangat lei mo bagale mo kaselestari tu nilai-nilai keminahasaan." Hal ini juga turut dipertegas oleh Ferlandi Wongkar dalam pidato penutupan acara.

Sehubungan dengan peluncuran dua buku sastra Minahasa yang berisi puisi dan cerpen bahasa Manado, Fredy Wowor mengatakan bahwa dia turut berbangga dengan capaian Iswan Sual yang telah meluncurkan buku kumpulan puisi yang berjudul “Lolombulan” dan Ferlandi Wongkar yang telah meluncurkan buku kumpulan puisi dan cerita pendek berjudul “Mauli-ulit”.

Senada dengan itu, Kalfein Wuisan ditemani Ania Stepien, seorang peneliti Polandia, dan beberapa teman lain dari ro’ong Wuwuk mengatakan, “Hari ini (2 Mei, red) jadi penanda ingatan. Sanggar Tumondei tetap hidup dan eksis. Peldikdas SanggarTumondei menjadi bukti bahwa Tondei, Minahasa memiliki cara tersendiri untuk mendidik dan melatih sebuah generasi. Pendidikan ala Orang Tondei, di Tondei.” (*)



Sponsors

Sponsors