
"Islam Mengajarkan Menjadi Muslim Yang Ramah di Tengah Perbedaan"
Manado, ME
1 Syawal 1437 Hijriyah merupakan bulan kesucian dimana dalam bulan ini umat Muslim di Dunia merayakan kemenangan atas selesainya melaksanakan dan menjalankan bulan suci Ramadhan yang dalam masa lalu dikenal dengan perang melawan hawa nafsu sehingga selama sebulan penuh umat Muslim menjalankan dengan penuh kekhusukan maka dengan semua itu semoga apa yang telah dilaksnakan dan dijalankan pada bulan suci tersebut mendapatkan berokah serta limpahan karunia dari Alloh STW.
Pada tanggal 6/7/2016 umat Islam diaseluruh Dunia merayakan kemenangan tersebut dengan merayakan 1 Syawal 1437 Hijriyah dengan melaksanakan Sholat Idul Fitri sebagai suatu kesempurnaan dalam melaksanakan puasa sebulan penuh tidak terkecuali Korem 131/Santiago lewat Taqhmirul Masjid Kyia Modjo Korem 131/Santiago melaksanakan sholat Idul Fitri yang dilaksanakan di lapangan Korem 131/Santiago dengan penceramah Al Ustad DR Ahmad Rajafi M HI dan bertindak selaku Imam dalam pelaksanakan sholat Idul Fitri tersebut.
Adalah Al Ustad Sahari M Pdi dengan mengambil tema "Bulan Ramadhan Mengajarkan Menjadi Muslim Yang Ramah di Tengah Perbedaan" dimana dalam Khobah Idul Fitri tersebut Al Ustad Ahmad Rajafi mengatakan tidak terasa sebulan penuh pendidikan jasmani dan ruhani dengan cara berpuasa disiang hari, qiyam al-lail dimalam hari dan sedekah serta zakat dipenghujung bulan ramadhan yang diajarkan oleh Allah SWT melalui wasilah Nabi Muhammad SAW.Kita telah lalui bersama dengan harapan yang besar kita munajatkan kepada Allah ta'ala agar dapat menerima seluruh amalia tersebut dan meraih kemenangan setelahnya dengan predikat al-muttaqin oleh karena itu dihari yang Fitri ini merilah kita semua untuk melakukan kontemplasi yang mendalam mengenai Bulan Ramadhan Mengajarkan Menjadi Muslim yang Ramah di Tengah Perbedaan.
Dengan demikian inti pokok dari pembelajaran satu bulan penuh di bulan Ramadhan ini dimana problem sosial umat Islam saat ini bukan pada masalah dalam dan utuhnya seseorang dalam mempelajari Islam tapi hendaknya khatamkanlah pelajaran kita itu dengan penanaman spritual, seperti pengkhataman kita tergadap Al-Qur'an disetiap bulan Ramadhan sehingga dapat menjadi lebih bijak dalam menerima perbedaan yang muncul di tanah Indonesia yang sangat plural dan berasaskan Pancasila ini.
Secara historis, pembelajaran seperti ini juga dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW bagaimana beliau menjadi asing, aneh bahkan menjadi virus di dalam keluarganya yang bukan saja membencinya akan namun juga menciptakan aksi teror dan bahkan penindasan akan tetapi Allah telah memberikan pelajaran berharga kepadanya yakni membangun Islam dari pondasi kesederhanaan dan tekanan sebagi minoritas walhasil dengan pelajaran dan ujian tersebut Mekah dan Madinah pada akhirnya menjadi wilayah muslim seutuhnya dan bahkan menjadi model peradaban dunia, untuk itu marilah kita tampil di hari ini dengan sebaik-baiknya untuk saling memaafkan maka sebarkan rasa damai dan kasih sayang hapuslah luka lama, tinggalkan dendam permusuhan dan kita hapus rasa kebencian.
Idul Fitri hanya pantas dirayakan oleh orang-orang yang telah berpuasa Ramadhan dan orang-orang yang iklas untuk saling memaafkan dan mau berlapang dada menerima kembali kehadiran orang-orang yang dulu sangat dibencinya sebaliknya bersedihlah orang-orang yang tidak mau gagal memenuhi undangan Ramadhan, yang tidak mau meminta maaf atau enggan memberi maaf pada orang lain. Selesai pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1437 Hijriyah Korem 131/Santiago langsung menggelar acara Halal Bi Halal bersama masyarakat di Makorem yang turut dihadiri Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Sulaiman Agusto SIP MM bersama Ketua Persit KCK Rem 131 Ny Helly Sulaiman Agusto dan jajaran Korem 131/Santiago yang dilanjutkan dengan kegiatan Open Hos kepada Danlantamal VII Manado, Danlanut Samratulangi serta para pejabat yang merayakan Idul Fitri 1437 Hijriyah. (*)