Pemkot Tomohon Berkomitmen Percepat Turunkan Prevalensi Stunting


Tomohon, MX

Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon dalam menangani masalah stunting terus dilakukan. Komitmen terhadap memerangi persoalan itu kian nampak. Kali ini, digiatkan rembuk stunting. Fokus kegiatan pada percepatan penurunan stunting Kota Tomohon tahun 2024. Kegiatan ini digelar di AAB Guest House Tomohon, Senin (28/3).

"Pemerintah Kota Tomohon berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting dengan melakukas aksi konvergensi. Ini agar angka stunting di kota Tomohon dapat menurun," ungkap Walikota Caroll JA Senduk SH sembari membuka kegiatan tersebut.

Terkait itu, Pemkot Tomohon terus mengajak seluruh masyarakat agar bisa terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting. Salah satu usaha yaitu meningkatkan gizi anak. Sebelumnya, Walikota Caroll dalam sambutannya menjelaskan, salah satu komitmen pemerintah dalam menurunkan angka stunting, yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021.

"Dalam rangka penurunan percepatan stunting di Kota Tomohon, pemerintah melakukan perencanaan yang berkualitas dan terintegrasi. Ini agar kegiatan tersebut dapat terlasanakan sesuai tujuan pemerintah," ujar Caroll.

Penurunaan stunting pada anak balita adalah sasaran utama pemerintah. Upaya pemerintah dalam penurunan angka stunting dapat menyeluruh baik pada perencanaan. Tahun 2021, yang menjadi lokus hanya 4 kab/kota. Tetapi di tahun 2022 sampai sekarang, 15 kab/kota di provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menjadi lokus untuk konvergensi penurunan stunting. Termasuk kota Tomohon.

Penanganan stunting secara garis besar dilakuakn melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Difokuskan pada seribu hari pertama kehidupan. Intervensi gizi spesifik adalah peningkatan gizi dan kesehatan. Sedangkan intervensi gizi sensitive adalah intervensi penyedia seperti air bersih, sanitasi dan sebagainya. Intervensi gizi sensitive memiliki kontribusi yang besar dalam percepatan penurunan angka stunting.

"Kemiskinan, kesehatan, sanitasi dan lingkungan adalah faktor yang menyebabkan angka stunting meningkat. Pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah juga mempengaruhi stunting terhadap anak balita. Karakteristik ibu hamil, keadaan sosial ekonomi, kondisi lingkungan dan geografis sangat berpengaruh terhadap angka stunting," urainya.

Disimpulkannya, stunting sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak dan kualitas manusia ke depannya. Stunting berpengaruh terhadap perkembangan otak, kecerdasan dan edukasi menjadi tidak optimal.

Selanjutnya, Kepala Bapelitbangda Kota Tomohon, Ingrid JF Palit SPT MM melaporkan, rembuk stunting adalah salah satu kegiatan dari 8 aksi konvergensi. Tujuannya, pertama sebagai wujud komitmen Pemkot Tomohon untuk pencegahan, penangan dan percepatan penurunan stunting.

Kedua, untuk mengidentifikasi rencana dan kegiatan intervensi dalam pencegahan penurunan dan percepatan stunting secara terintegrasi. Ketiga, perangkat-perangkat daerah dapat menyusun rencana kegiatan maupun sub-kegiatan untuk percepatan penurunan stunting.

Kegiatan ini dihadiri  Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, Ir Diano Tino Tandayu, Ketua TP-PKK Kota Tomohon, drg JeandArc Karundeng juga selaku Wakil Ketua TPPS Kota Tomohon, Wakil Ketua DPRD Kota Tomohon, Erens Keren, Wakapolres Tomohon, Kompol Parura Amping STh, Danramil Tomohon, Kapten Armed Zadrak Charles Sonlay., Sekretaris Bappeda Sulut, James Kewas, jajaran Pemkot Tomohon. (hendra mokorowu)



Sponsors

Sponsors