
Foto: Foto Istimewa
Atlet Anggar Sulut 'Merana'
Ikuti Kejurnas dan Pra-PON
Manado, ME
Minimnya fasilitas penunjang membuat sekira 13 atlet tim Anggar Sulawesi Utara (Sulut), kerja keras mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bandung, 5 sampai 11 September 2015. Padahal, Kejurnas ini menjadi ajang seleksi menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat 2016. Di nomor perlombaan tertentu, atlet Sulut masih menggunakan alat lama, yang diakui tidak representatif untuk bersaing di level nasional.
"Benar, kami terkendala kurangnya alat tiap jenis nomor, seperti untuk Degen, Floret dan Sabel dimana ketiganya terpaksa memakai alat yang sama, padahal jelas senjatanya jauh berbeda. Mudah-mudahan para atlet mampu maksimal," urai Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Sulut, Edwin Ngangi, Minggu (6/11).
Menurutnya, pemerintah pernah berjanji untuk membantu adanya peralatan guna menunjang latihan, dikarenakan atlet daerah lain terpantau datang dengan peralatan serba baru.
Lanjut dia, KONI sebagai induk organisasi olahraga belum menunjukkan maksimalnya bantuan mereka sebagaimana juga pihak berkompeten Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulut.
Senada disampaikan, Ketua Bidang Organisasi Pengprov IKASI Sulut, Stanley Walandouw. Menurutnya, anggar merupakan salah satu cabang andalan Sulut yang telah mempersembahkan prestasi terbaik dikanca nasional bahkan internasional. Menurutnya, sederet nama-nama terbaik daerah ini pernah membela Indonesia.“Jika kondisi terus seperti ini akan mengurangi pembinaan atlet daerah,” jelasnya.
Imbasnya, Sulut terancam krisis atlet bahkan potensi berpindahnya atlet ke daerah lain, bisa terjadi.
Padahal, pihak pengprov telah berusaha memberi perhatian lebih agar atlet tetap berjuang maksimal bagi daerah."Diharapkan ada perhatian lebih lah, mengingat harumnya nama daerah dibantu juga para atlet. Pihak KONI pun dimintakan dapat berkoordinasi dengan pemerintah memperbaiki hal ini," tutupnya.
Diketahui, cabang olahraga anggar ini sudah menjadisalah satu permata merengkuh medali emas dan telah mengukir nama daerah serta Indonesia di sejumlah iven. Atlet asal Sulut kerap jadi bagian andalan didalamnya sehingga sayang jika potensi penyumbang medali emas Sulut jadi kosong.(devy kumaat)