Sanggar Kamang Wangko Gelar Lomba Cerita Rakyat Dialek Tombulu


Tomohon, MX

Cerita rakyat Minahasa bergema dalam event yang digelar Sanggar Kamang Wangko Woloan di kelurahan Woloan Dua, kecamatan Tomohon Barat. Puluhan siswa utusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun unjuk kemampuan dalam ajang Lomba Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu, yang digelar di aula Gereja Katolik Bunda Hati Kudus (BHK) Woloan, Rabu (8/10).

Terpantau, antusiasme peserta dalam lomba ini cukup tinggi. Tampak kesungguhan anak-anak peserta, bercerita memakai bahasa daerah Tombulu. Lomba yang diprakarsai Sanggar Kamang Wangko Woloan ini pun tampak lebih berkualitas.

Ketua Panitia Pelaksana Lomba, Armando Loho mengatakan, Sanggar Kamang Wangko merupakan satu-satunya perwakilan dari Sulawesi Utara yang mendapat kesempatan dari Kementerian Pendidikan Dasar Menengah untuk menyelenggarakan event guna pelestarian bahasa daerah.

"Selain pelestarian, event ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan cerita rakyat Minahasa. Artinya, cerita rakyat dari Taratara bisa dibaca dan di dengar orang Woloan, demikian sebaliknya. Outputnya, kita akan buatkan video dokumenter dan buku saku berisi cerita rakyat versi Tombulu," ungkap Loho.

Kata dia, event lomba bercerita bahasa Tombulu ini merupakan yang pertama kali dibuat dengan banyak peserta. Kalau di tingkat kota Tomohon memang sudah banyak kali dilaksanakan, tapi pesertanya sedikit. Selanjutnya, guna memotivasi generasi untuk mengikuti lomba ini, pihak panitia menyediakan hadiah berupa piagam penghargaan, piala dan uang tunai. Total Rp6.000.000,00 untuk juara satu sampai lima kategori peserta lomba tingkat SD. Sama halnya bagi peserta tingkat SMP, yaitu RP6.000.000,00.

"Sebelumnya, kita sudah melakukan lokakarya terkait pelaksanaan lomba ini. Sebenarnya banyak sekali yang akan ikut, hampir 100 peserta. Namun, karena Di waktu bersamaan, ada kegiatan ANBK. Jadi, yang ikut justru sekolah-sekolah yang sudah selesai ANBK," tandasnya.

Diketahui, lomba cerita rakyat Minahasa dialek Tombulu ini diikuti peserta didik utusan sekitar 20 SMP dan SD. Sebagai tim, yakni Meweteng Dewan Adat Tombulu, Octavianus Ngala, Ahli Bahasa, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Irene Rindorindo, Director Mapatik, Rikson Karundeng. (hendra mokorowu)



Sponsors

Sponsors