‘Bolmong Darurat TBC’

Ratusan Warga Diserang, Pemerintah ‘Tutup Mata’


Manado, ME

Wabah Tuberkulosis (TBC atau TB) menyerang wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Ratusan warga dipastikan positif mengindap penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri ganas itu. Sarana kesehatan tak berfungsi. Tenaga ahli medis tak tersedia. Pemerintah pun ‘diam’ saat bayang kematian semakin menghampiri warga.

“Mereka membutuhkan penanganan secepat mungkin karena serangan TBC yang lagi mewabah. Saya akan segera berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut,” ungkap personil DPRD Sulut, Muhamad Yusuf Hamim, Senin (31/8), sembari menjelaskan jika fakta itu ia temui saat menggelar reses akhir pekan lalu.

“Di Kecamatan Passi Barat, Desa Passi, data yang tertular saat ini kurang lebih 165 orang dan sangat memprihatinkan. Menurut saya ada banyak warga di desa-desa sekitar juga yang terkena. Karena letak geografisnya sama sehingga desa-desa di situ saya pikir berpotensi dihinggapi wabah yang sama,” bebernya.

Pemerintah dan instansi terkait pun dipertanyakan. “Saya bingung, di mana Dinas Kesehatan. Tidak ada data, kenapa mereka tidak tahu? Saya tidak tahu pemerintah kabupaten juga ada di mana. Saya temui di lapangan, masyarakat serba salah. Tidak tahu mau mengadu kemana. Yang berkompeten dengan masalah kesehatan masyarakat tidak ada di Puskesmas,” terang anggota Komisi IV DPRD Sulut ini, sembari menjelaskan jika pelayanan kesehatan di wilayah tersebut memang sangat memprihatinkan. Tenaga dokter tidak tersedia di Puskesmas.

Warga butuh perawatan baik dan teratur selama 6 bulan baru bisa sembuh. Kalau tidak, TBC yang diderita akan berkepanjangan. “Saya kira pemerintah harus mendengar dan menseriusi masalah ini. Harus tanggap. Saya pikir pemerintah kecolongan. Nanti kami reses seperti ini baru bisa tahu masalah itu,” sembur politisi Partai Gerindra tersebut.

Secara pribadi, wakil rakyat Sulut asal Tanah Totabuan ini akan segera berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Sulut agar segera bertindak. Turun dan datang memeriksa kesehatan warga. “Hidupkan Puskesmas yang ada. Kemudian himbau masyarakat datang memeriksakan kesehatan. Dapatkan data mana-mana yang terindikasi atau positif TBC, di keluarga-keluarga mana. Karena itu berjangkit. Jangan hanya megobati yang sudah kena tapi harus juga ada tindakan prefentif untuk masyarakat yang belum kena,” desaknya.

“Pemerintah harus sigap soal itu. Kalau 165 itu berjangkit, sudah berapa banyak dua hari ke depan? Kan kasihan dan itu sangat bahaya.
Menurut saya daerah itu kini darurat TBC”. (rikson karundeng)



Sponsors

Sponsors