Terorisme di Poso Ancaman untuk Sulut


Poso, ME

Teror bom di Indonesia tak kunjung berkesudahan. Aksi yang meresahkan warga itu, kembali terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Daerah Eks konflik horizontal itu, Senin (3/6) kemarin, diguncang serangan aksi  bom bunuh diri. Aparat polisi ditengarai jadi target gerakan yang diduga dilakoni oknum teroris.

Daerah yang ber-ibukota-kan Palu itu pun dicap sebagai markas baru teroris di nusantara. Itu menyusul beragam aksi terorisme yang melanda daerah berjulukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sulawesi Utara, pun wajib siaga.  Posisi  Bumi Nyiur Melambai yang berdampingan dengan Poso jadi pemantik. Teroris dari wilayah penghasil rotan itu kans hijrah ke Sulut.  Mengingat Sulut pernah jadi area transit dari sejumlah gembong terduga teroris.

“Pemerintah, aparat kepolisian dan TNI di Sulut perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menyikapi aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Poso. Bisa saja ada rekan dari pelaku bom Poso yang lari  ke Sulut. Sebab polisi sedang intens memburu para terduga teroris di Poso,” ujar pengamat IT, Kalvein Wuisan kepada Media Sulut, Senin kemarin.

“Penjagaan di setiap pintu masuk Sulut, khususnya yang berbatasan dengan Poso, baik jalur darat maupun pantai wajib diperketat. Karena ada info, Poso sudah menjadi markas teroris,” sambung Tokoh Pemuda Kerapatan Gereja Protestan Minahasa itu.

Senada diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Sulut, John Dumais. “Peristiwa di Poso, harus diseriusi bersama. Langkah antisipasi masuknya teroris di Sulut, mesti dioptimalkan oleh aparat keamanan. Tentu dengan ditopang penuh oleh pemerintah. Supaya hal-hal yang tidak kita ingini bersama terjadi di daerah kita,” ujar legislator yang membidangi Hukum dan Pemerintahan itu.

“Apalagi daerah kita pernah jadi wilayah transit terduga teroris. Jadi ancaman masuknya teroris Poso ke Sulut harus diwaspadai bersama. Aparat polisi pun harus lebih mawas diri. Sebab teroris kelihatannya sedang mengincar aparat polisi.  Terindikasi, gerakan itu sebagai wujud pembalasan, atas penangkapan  puluhan  gembong terduga teroris yang berhasil dilakukan Densus 88,” simpulnya.

Hal itu diperkuat dengan pengakuan Nassir Abas, mantan pentolan Jemaah Islamiyah, belum lama ini. Sosok  yang juga sempat masuk dalam jaringan teroris internasional sempat mengemukakan pernyataan mengejutkan terkait vitalnya Sulut bagi jaringan teroris Indonesia. ”Manado dalam kacamata kami harus diamankan karena lokasi ini adalah jalur transit yang sangat strategis,” kata Nassir, kala itu.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansaad Mbai pun, membenarkan Poso  telah menjadi markas gerombolan teroris di Indonesia. “Wilayah Poso, Sulteng merupakan basis baru jaringan teroris, setelah para teroris gagal membangun jaringan di wilayah Aceh,” bebernya.

Intelejen telah memberikan warning sejak enam bulan lalu adanya teroris yang mulai membentuk jaringan baru, dan adanya ketidaksiapan polisi reguler dalam menghadapi aksi serangan teroris ini. “Idealnya di setiap polres dan polsek ditempatkan pasukan khusus. Selama ini, karena biaya yang mahal untuk melatih dan perlengkapan yang diperlukan, kepolisian hanya membentuk pasukan khusus yang tersentralisir,” imbuhnya.

PEMERINTAH DAN APARAT SULUT BERGERAK

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di kompleksMarkas Polres Poso, Senin kemarin, kemarin langsung disikapi Pemerintah dan aparat keamanan di Sulawesi Utara.  Langkah koordinasi  telah dilakukan untuk mengantisipasi masuknya teroris di Sulut.

“Pak Gubernur telah intruksikan seluruh pemerintah kabupaten kota, khususnya yang berdekatan dengan Sulteng untuk tingkatkan pengawasan. Khususnya pemerintah di wilayah Bolmong Raya,” ujar Jubir Pemprov Sulut, Jackson Ruaw.

“Pemprov Sulut, Polri dan TNI juga  sudah berkoordinasi untuk mengoptimalkan penjagaan di jalur-jalur vital yang dianggap rawan masuknya terduga teroris,” tandasnya sembari mengajak seluruh warga Sulut untuk meningkatkan kewaspadaan serta melaporkan kepada aparat berwajib jika mendapati ada oknum pendatang yang mencurigakan.

Senada diungkapkan Kapolda Sulut,  Brigjen Polisi Dicky Atotoy, melalui Kabid Humas Polda Sulut AKBP Denny Adare. “Fungsi pengawasan disetiap pintu masuk Sulut sudah lebih diperketat. Khususnya wilayah perbatasan Bolmong dan perairan Nusa Utara. Itu untuk mencegah masuknya para terduga teroris,” singkatnya.

Seluruh jajaran Polda se Sulut telah diminta untuk siaga. “Setiap jalur perbatasan yang dianggap rawan akan ditingkatkan patrolinya. Tentu berkoordinasi dengan TNI dan pemerintah daerah setempat,” tutupnya.

Sebelumnya Kapolda Atotoy telah menyatakan, Provinsi Sulut dulu merupakan tempat transit bagi para teroris yang masuk keluar dari Philipina Selatan. Hal itu merupakan hasil investigas dari Mabes Polri terhadap teroris yang pernah ditangkap. Akan hal itu, Polda telah melakukan peningkatan pengawasan di jalur-jalur pintu masuk,  seperti pelabuhan Bitung, Bandara Sam Ratulangi, maupun melalui jalur Kapal Laut dari Pelabuhan Manado ke Tahuna, serta diperbatasan Bolmong.

PRESIDEN PANTAU  POSO

Presiden SBY mengikuti perkembangan kasus tersebut dari laporan terkini yang dilaporkan Mabes Polri. "Presiden mengikuti penjelasan dan update perkembangan penanganan dari Polri," ujar Jubir Presiden SBY Julian Aldrin Pasha, Senin kemarin.

Diketahui,  peristiwa mencengangkan  ini terjadi pukul 08.03 Wita. Waktu kejadian bertepatan dengan usainya kegiatan apel pagi.

Seorang pria mengendarai motor tiba-tiba masuk ke area Mapolres Poso. Petugas pos yang setiap hari berjaga sudah berupaya menghentikan.

Namun, laju motor kencang. Pelaku berhasil masuk. Tiba tiba terdengar ledakan pertama seperti petasan. Selang 15 meter melewati penjagaan, bom meledak kembali, di dekat Masjid At Taqwa yang berada di area Mapolres. Tubuh pelaku bom bunuh diri, hancur. Tangan dan kaki lepas dari tubuh, kepalanya masih utuh. Beruntung tak  ada polisi yang jadi korban. Motif belum diketahui.

Jasad pelaku yang tewas telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mabes Polri langsung menerjunkan tim ahli DNA untuk mencari identitas pelaku bom bunuh diri. "Proses pemeriksaan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Pengungkapan seperti ini sangat perlu, adalah untuk mengungkap jati diri pelaku bom bunuh diri, agar jati diri pelaku dapat diketahui sesegera mungkin," kunci Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar. (msg)



Sponsors

Sponsors