Poso Kembali Mencekam

Antisipasi Teror Awali Tugas Kapolda Sulut Baru


Poso, ME

Suasana nyaman kian sulit dinikmati masyarakat Poso Sulawesi Tengah. Aksi teror terus menghujam daerah eks konflik horizontal itu. Hanya berselang sepekan dari serangan aksi bom bunuh diri,  provinsi yang ber-ibukota-kan Palu itu kembali diguncang ‘laga’ baku-tembak antara Densus 88 dan terduga  teroris.

Masyarakat di daerah berjulukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kian dilanda keresahan. Predikat sebagai markas baru teroris di nusantara, semakin terbukti. Sulawesi Utara pun ikut terancam.  Posisi  Bumi Nyiur Melambai yang berdekatan dengan Poso jadi pemicu. Teroris dari wilayah penghasil rotan yang getol diburu aparat  keamanan kans hijrah ke Sulut.  Mengingat Sulut pernah jadi area transit dari sejumlah gembong terduga teroris dari Filipina.

Indikator itu makin diperkuat dengan pengakuan teranyar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Otak pelaku pemboman Poso dinilai dilakukan gembong teroris, Santoso yang dibantu Abu Autatrawa. Autatrawa datang ke Indonesia setelah lama berada di Filipina. Kedatangan Autatrawa itu memang khusus datang ke Poso demi misi teror tersebut.

"Santoso pun tidak sendiri di sana. Ada Abu Autatrawa, ada siapa lagi itu," ujar Ansyaad di Gedung DPR, Senayan, Senin (10/6) kemarin. "Itu namanya Autatrawa, itu dari Filipina, masuk sama-sama Farhan di Solo. Farhan pulang ke Solo, Autatrawa gabung ke Santoso. Baru itu ramai di sana lagi. Jadi jangan dibalik, karena Densus nangkepin baru teroris masif. Sama kayak dokter," jelasnya.

Aksi teror di Poso dipastikan tidak berdiri sendiri, sebab kelompok yang ada di Poso masih memiliki jaringan dengan kelompok yang berada di Solo, Medan, Bima, Jakarta. Namun kelompok-kelompok ini berasal dari pelatihan di Aceh. "Tujuan mereka sama. Ujung-ujungya sama semua," tandasnya.

Malah  Ansyad menyebut tokoh utama pelaku pengeboman di Mapolres Poso adalah tokoh lama yakni Abu Bakar Ba'asyir. "Tokoh ideolognya ABB (Abu Bakar Ba'asyir), dari dulu zaman orde baru masuk penjara dan keluar lagi. Dan banyak lagi pendukungnya yang lain," ungkapnya.

Meski Abu Bakar bukan tokoh secara langsung yang menggerakkan kelompok-kelompok teroris ini, namun Ansyad menyatakan ajaran-ajaran Ba'asyir sudah tertanam kepada pengikutnya yang membentuk kelompok-kelompok teroris.

Dia mencontohkan, salah seorang otak pelaku aksi bunuh diri yang saat ini masih buron yakni Santosa merupakan salah satu pengikut dari Abu Bakar Ba'asyir. "Santoso itu tidak sendiri di sana. Ada tokoh lain yang menggerakan bom bunuh diri," jelasnya.

Ansyad menilai target utama teroris di Poso sebenarnya bukan Mapolres Poso, namun ada target yang lebih besar lagi. Tapi, Ansyad enggan menyebutkan target besar apa yang menjadi sasaran utama teroris tersebut. Alasannya, kalau ia sebutkan, terorisnya bisa kabur.

KALIGIS EMBAN MISI KHUSUS?

Pergantian Kapolda Sulut, dari Brigjen Pol Dicky Atotoy ke Brigjen Pol  Robby Kaligis, mulai dikait-kaitkan dengan aksi teror yang melanda Poso. Eks Irwil V Itwasum Polri  itu, disebut-sebut membawa misi khusus dari Mabes Polri untuk mengantisipasi pergerakan terduga teroris yang ditengarai sering transit di Sulut.

Mengingat Kaligis memiliki basic Brimob. Mantan Komandan Satuan (Dan Sat) Brimobda Kalimantan Timur dan Riau itu, dianggap memiliki segudang pengalaman sebagai pimpinan di kesatuan elit dalam jajaran kesatuan Polri itu.

“Bisa saja Kapolda yang baru (Kaligis,red), memang ditugaskan Polri  untuk mengantipasi gerakan teroris Poso yang berpeluang bergerilya di Sulut.  Atau ikut membantu Densus membongkar jaringan terduga teroris di Poso. Kan beliau (Kaligis,red), memang matang di lapangan,” tanggap aktifis pemantau polhukam Sulut, Kalvein Wuisan kepada wartawan koran ini, Senin (10/6) kemarin.

“Ini tentu akan menjadi tugas awal dari Kapolda baru untuk mencegah aksi teror di Sulut. Bahkan tak menutup kemungkinan beliau akan membongkar dugaan aksi teror bom yang sempat menerpa Kantor Sinode GMIM  Tomohon dan kasus pembakaran ATM BCA di Wanea Manado. Sebab kedua kasus tersebut, masih misterius hingga saat ini,” timpal Tokoh Pemuda Kerapatan Gereja Protestan Minahasa itu.

Sebelumnya Kapolda Atotoy telah menyatakan, Provinsi Sulut dulu merupakan tempat transit bagi para teroris yang masuk keluar dari Philipina Selatan. Hal itu merupakan hasil investigasi dari Mabes Polri terhadap teroris yang pernah ditangkap. Akan hal itu, Polda telah melakukan peningkatan pengawasan di jalur-jalur pintu masuk,  seperti pelabuhan Bitung, Bandara Sam Ratulangi, maupun melalui jalur Kapal Laut dari Pelabuhan Manado ke Tahuna, serta diperbatasan Bolmong

Hal itu diperkuat dengan pengakuan Nassir Abas, mantan pentolan Jemaah Islamiyah, belum lama ini. Sosok  yang juga sempat masuk dalam jaringan teroris internasional sempat mengemukakan pernyataan mengejutkan terkait vitalnya Sulut bagi jaringan teroris Indonesia. ”Manado dalam kacamata kami harus diamankan karena lokasi ini adalah jalur transit yang sangat strategis,” kata Nassir, kala itu.

TERDUGA TERORIS POSO DITEMBAK

Densus 88 Antiteror berhasil menangkap satu terduga teroris yaitu Nudin alias Bondan pada Senin (10/6) pukul 16.00 WITA di Poso, Sulawesi Tengah. Dalam proses penangkapan, terjadi baku tembak antara pelaku dan Densus, sehingga terduga teroris dan anggota Densus tewas.

"Kronologis penangkapan pada saat tersangka naik sepeda motor keluar dari Kayamannya menuju Jalan Irian, anggota berusaha menghentikan namun yang bersangkutan melaju dan menabrak mobil," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar melalui pesan singkatnya, Senin kemarin.

Boy membeberkan bahwa Nurdin memiliki keterlibatan dalam sejumlah teror antara lain; pertama terlibat aksi terorisme di Poso, kedua terlibat aksi terorisme fa,i bersama Abu Roban di Jawa tengah dan menerima hasil fa'i, ketiga sebagai penyuplai logistik terhadap kelompok Santoso, dan keempat terlibat sebagai pencari logistik dan dana untuk Santoso, Asmar dan Roy di Bima. Adapun barang bukti yang disita antara lain, senjata api jenis pistol dengan peluru enam butir.

Sebelumnya Densus juga telah menangkap dua terduga teroris di tempat terpisah yakni Makassar - Sulawesi Selatan dan Poso - Sulawesi Tengah pad Sabtu 8 Juni 2013. Pelaku teror atas nama Fatih ditangkap pukul 19.30 WITA di Perumahan Permata Sudiang, Kecamatan Brinkinaya, Makassar. Sedangkan Musab alias Amir alias Umar alias Madinah warga Moengko Poso, ditangkap di jalan depan SPBU Kayamanya, Poso Kota jam 18.30 WITA. Keduanya, juga diketahui sebagai anak buang Santoso,  yang mengikuti pelatihan militer di Gunung Biru Tamanjeka, Poso. (msg/inl/dtc)



Sponsors

Sponsors