Positif Corona Capai 3 Juta, WHO Khawatir Peningkatan Tren di Sejumlah Negara


Genewa, MX

Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) kian memprihatinkan. Korban keganasan pandemi ini pun terus berjatuhan.

Sejak ditemukan 31 Januari 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, jumlah angka positif dan korban meninggal di dunia terus meningkat drastis.

Kini, selang empat bulan, secara global jumlah total kasus yang dikonfirmasi telah melebihi 3 juta.

Dilansir dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), itu terungkap dalam buku laporan ke-100, tertanggal 29 April 2020, yang dipublis, Kamis (30/4).

Positif corona terkonfirmasi capai angka 3.018.952 orang (terbaru 66.276) dengan kasus kematian 207.973 orang (terbaru 5.376).

Wilayah terdampak paling parah dan tertinggi berada di benua Amerika dan Eropa. Mendekati angka 1 Juta, Amerika Serikat merupakan negara dengan angka kasus positif paling tinggi, 983.457 (terbaru 22.541), dengan total angka kematian capai 50.492 (terbaru 1.322).

Disusul Spanyol 210.773 (terbaru 1.308), yang berada di posisi kedua dengan angka kematian 23.822 (terbaru 6.322). Lalu pada posisi ketiga ada Italia yang mengalami tren penurunan. Kasus terkonfirmasi capai angka 201.505 (terbaru 2.091) dan 27.359 (terbaru 382) kehilangan nyawa.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhonam Ghebreyesus memberikan keterangannya dalam jumpa pers, Senin (27/04). Dr. Tedros mengatakan bahwa ia telah mengimbau sejak awal bahwa sumber daya terpenting dalam perang melawan Covid-19 adalah solidaritas.

"Solidaritas, solidaritas, solidaritas. Sekalipun pada akhirnya, kita akan membutuhkan vaksin untuk mengendalikan virus ini," tegasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa karena “lockdown” di Eropa, berdampak pada berkurang serta menurunnya jumlah kasus baru. Mereka terus mendesak negara untuk menemukan, mengisolasi, menguji dan menangani semua kasus Covid-19 dan lacak setiap kontak, untuk memastikan tren penurunan ini berlanjut.

Sekalipun demikian, Dr Tedros mengakui bahwa pandemi itu masih jauh dari selesai. WHO terus khawatir tentang tren yang meningkat di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin dan beberapa negara Asia.

"Kita hanya dapat mengalahkan virus ini melalui persatuan di tingkat nasional dan solidaritas di tingkat global," tutupnya.

Sementara itu, hal senada diungkapkan Direktur Regional untuk Wilayah Mediterania Timur, Dr. Ahmed Al-Mandhari, yang membenarkan pendapat Dr. Thedros, dalam keterangannya melalui jumpa pers, Selasa (28/04).

Dr Ahmed mengatakan bahwa selama beberapa minggu terakhir, pertarungan ini menjadi lebih menantang dengan munculnya virus di negara-negara seperti Republik Arab Suriah, Libya dan Yaman.

Lebih lanjut, Dr. Ahmed menjelaskan bahwa WHO bekerja sama dengan para peneliti untuk mempercepat pengembangan vaksin dan terapi untuk Covid-19. Lebih dari 80 vaksin sedang dikembangkan secara global, termasuk 6 vaksin dalam evaluasi klinis, dan beberapa terapi sedang dalam uji klinis. Uji coba solidaritas untuk pengembangan vaksin akan diluncurkan, selain uji coba terapeutik saat ini.

"Saya ingin menekankan di sini bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Mandat kami sebagai WHO adalah dan selalu, melayani semua orang yang membutuhkan bantuan kesehatan, tanpa memandang jenis kelamin, ras, lokasi geografis, atau afiliasi politik. Perwakilan WHO, staf, dan mitra kesehatan kami yang bekerja di negara-negara ini dan lainnya sering beroperasi dalam kondisi yang sangat sulit. Tetapi mereka semua memiliki satu tujuan yang sama, untuk melindungi kesehatan orang-orang yang mereka layani dan meninggalkan politik," katanya.

Menanggapi tudingan miring kepada pihak WHO, Dr. Ahmed menegaskan bahwa mereka tidak memiliki agenda tersembunyi dan bias.

"Kami mematuhi mandat inti kami bahwa kesehatan adalah untuk memastikan akses kemanusiaan untuk semua orang, di mana saja," jelasnya.

Ia pun berpesan kepada publik untuk mengambil hikmah dari peristiwa wabah pandemi ini.

"Selama empat bulan terakhir, pandemi ini telah mengajarkan kita banyak pelajaran tentang perlunya tindakan global bersatu untuk menghadapi ancaman global. Ini bukan waktunya untuk politik, tuduhan, atau ketidakpercayaan. Kita hanya dapat berhasil dengan bekerja bersama sebagai bangsa, kemanusiaan, komunitas, dan individu, dan dengan memastikan bahwa tindakan kita, berdasarkan solidaritas, kemitraan nyata, rasa saling percaya, dan transparansi-melayani bahkan yang paling rentan untuk kebaikan bersama."

"Tidak ada waktu yang lebih baik dari sekarang untuk persatuan dan kolaborasi antar negara - baik negara yang stabil atau yang menghadapi konflik. Biarkan pandemi yang belum pernah terjadi ini menjadi kesempatan bagi semua untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka, menemukan landasan bersama, dan bekerja bersama demi kemanusiaan," tutupnya. (Yonatan Kembuan)



Sponsors

Sponsors