BBM Langka, Harga Eceran Tembus Rp 30.000/Liter
MANADO : Terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sebagian wilayah Sulawesi Utara (Sulut). Warga kesulitan memperoleh BBM di SPBU setempat.
Kelangkaan BBM sudah mulai terjadi sepekan belakangan ini. Antrian panjang ratusan kendaraan yang menyerbu SPBU mengular sampai berjarak 2 kilometer. Tak ayal, BBM lebih cepat habis dalam sekejap.
Hal ini membuat harga BBM bersubsidi di tingkat Pertamini (istilah eceran di Sulut) pun melambung tinggi hingga menembus harga Rp 30.000 perliter. Mau tidak mau, warga terpaksa membeli BBM dengan harga lebih mahal ini.
Di Kabupaten Minahasa Selatan, ada 3 SPBU yang stoknya selalu habis. Warga terpaksa menginapkan kendaraan dengan sistem antrian, menunggu stok BBM masuk kembali. Meski demikian harga di tingkat eceran tetap tinggi, di kisaran Rp 15-20.000 per liter.
Wilayah terparah di hampir seluruh kabupaten di Bolaang Mongondow (Bolmong) Raya. Harga eceran di 4 kabupaten serta Kota Kotamobagu nyaris menembus angka Rp 30.000 per liter. Bahkan di daerah pedesaan bisa mencapai Rp 35.000 per liter. Kondisi ini pun dikeluhkan warga karena menganggap pemerintah tidak tanggap.
"Mau tidak mau harus beli, kalau tidak kendaraan saya tidak bisa jalan, tidak bisa pergi kerja," kata Yono Mayang (33), warga Kotamobagu, Sabtu (24/5/2014).
Menurut Yono, sangat sulit mendapatkan BBM di SPBU karena suplai yang tidak menentu. Itu pun harus mengantre berjam-jam dengan konsekuensi tidak kebagian karena keburu habis.
"Saya kemarin antre sampai 5 jam, masih juga tidak kebagian, terpaksa beli eceran. Banyak yang lari ke eceran biar lebih cepat," keluhnya.
Seorang pedagang yang enggan menyebut namanya mengatakan, terpaksa mendapatkan premium dari provinsi tetangga, Gorontalo yang memang lebih dekat dengan Kotamobagu. Saat pulang berdagang, dia mengisi penuh tangki mobilnya, lalu dijual kembali.
"Ambil untung sedikit-sedikit saja sambil menunggu distribusi BBM normal kembali," tandasnya.
Dari berbagai sumber yang dirangkum, dugaan terjadinya kelangkaan BBM dikarenakan adanya permainan pihak SPBU dengan penimbun. Ini dibuktikan dengan penangkapan penimbun di SPBU Matali Kotamobagu oleh Polres Bolmong, belum lama ini. Akhirnya dipasang garis Polisi di SPBU sehingga tidak beroperasi dalam waktu yang belum ditentukan.
Selain itu, juga adanya keterlambatan distribusi BBM akibat pekerjaan jembatan di salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan. Kendaraan pembawa BBM tidak bisa melintas di jembatan darurat karena melebihi kapasitas berat yang ditentukan.
"Katanya sih begitu, mobil tanki tidak bisa lewat di jembatan Tumpaan, " sebut Hasan, sopir taksi gelap jurusan Manado-Kotamobagu.
Kondisi berbeda di ibukota Sulut Manado, Bitung, Minahasa dan Airmadidi. Stok BBM di setiap SPBU, mencukupi. Tidak terjadi kelangkaan yang menyebabkan antrian panjang kendaraan.(dtc)



































