Kader Militan Dicopot, Pasek Yakin Bertarung di Kongres


Jakarta, ME

Permainan tidak sehat mulai terendus jelang Kongres Partai Demokrat. Usaha menyisihkan kandidat selain Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), disinyalir mulai dilakukan. Pertama dengan mengurangi suara para calon yang dianggap kuat. Diantaranya, Gede Pasek Suardika. Mengaku kader militanya mulai disingkirkan, pasek tetap yakin bertarung di Kongres.

Pasek membeberkan, ada beberapa pengurus daerah yang sempat menjalin komunikasi dengannya, kini menerima mendapatkan sanksi dari partai. Pasek menyebut, diantaranya Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Purworejo, R Muhammad Abdullah, Sekretaris DPC Widiarso Yuliastono dan pengurus lainnya.

"Saya memang sempat melakukan komunikasi dengan mereka. Kemudian semua dicopot dari jabatannya tanpa melalui musyawarah cabang. Otomatis hak suaranya hilang. Ini mulai tidak sehat. Tapi saya tetap siap bertarung," ujar Pasek saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), Rabu (7/1).

Ia juga menyebut, sebelumnya, sudah puluhan ketua DPC di-Plt dan diganti oleh kubu SBY. Untuk mencegah hal itu terus terjadi, kini pihaknya melakukan komunikasi politik di belakang layar. "Kasihan kader lain. Maka kita lakukan gerilya politik. Dan banyak pengurus daerah yang memberikan respon yang baik. Dukungan  dari daerah semakin membuat saya yakin untuk melangkah lebih jauh," aku Pasek.

Semetara politisi Partai Demokrat, Sartono Hutomo memastikan Kongres 2015 akan berjalan dengan tertib aman. Sartono bahkan dengan tegas memastikan perhelatan kongres nanti bisa menjadi acuan partai politik di Indonesia.

"Saya pastikan kongres akan berjalan dengan sehat. Tidak ada istilah bermain kasar," ujarnya di Kompleks Parlemen.

Ia menyampaikan, pemilihan Ketum Partai Demokrat selalu berjalan dengan baik. Kalaupun ramai para calon yang bermunculan itu hal yang wajar disetiap partai politik.

"Iyalah. Kalau tidak ada yang muncul berarti Partai Demokrat sudah tidak dilirik, bisa jadi kongres besok menjadi buruan media luar negeri seperti kongres 2010 di Bandung," kata Sartono.

Sartono menghimbau agar seluruh kader dapat menghargai bilamana banyak nama yang ingin tampil. Menurutnya, SBY pun tidak akan keberatan bilamana mereka serius ingin maju. Karena menurutnya, SBY sebagai negarawan dan paham betul bagaimana demokrasi yang baik.

"Jadi tidak ada intervensi Pak SBY meminta untuk kembali di dukung, yang ada kita sebagai kader meminta kembali Pak SBY pimpin Partai Demokrat," terangnya.

Terpisah, pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyebut, dengan berhembusnya kabar bakal kembalinya SBY, semakin jelas menunjukkan sistem kaderisasi partai Demokrat tidak berjalan efektif.

"Saat ini Demokrat memang lagi kekurangan figur. Jadi tak heran jika nama SBY naik," ujar Karyono saat dihubungi.

Ia menilai, kecenderungan ini memang sudah jelas terbaca. Bahkan jauh saat Partai Demokrat terbentuk. Nama SBY terus digaung-gaungkan sejak pertama keikutsertaannya dalam pemilu 2004 hingga pemilu 2014 lalu.

"Demokrat mungkin akan mengandalkan popularitas SBY. Tapi mereka harus ingat, suara Demokrat melorot tajam pada pemilu 2014," ulasnya.

Menurut dia, bisa diprediksi apabila SBY maju sebagai calon ketua umum pada Kongres Partai Demokrat 2015, maka SBY dapat dipastikan terpilih secara aklamasi. "Namun itu bakal membentuk persepsi publik bahwa partai Demokrat adalah partainya keluarga SBY," tutupnya. (happy karundeng)



Sponsors

Sponsors