Foto: Ilustrasi Pilpres
Ini Poin dan Plus Minus 11 Capres 2014
Jakarta, ME
Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), melakukan analisa pada 11 tokoh yang namanya disebut-sebut bakal meramaikan pemilihan presiden (Pilpres) di Pemilu 2014 mendatang. Analisa itu untuk mencari Capres yang ideal dilihat dari hitam putih alias rekam jejaknya selama ini.
Hasilnya, menurut Direktur LPI Boni Hargens, ada tiga orang tokoh yang paling ideal jadi capres dinilai dari plus dan minusnya sebagai individual. Yakni Ketua Umum PKPI Sutiyoso, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Sedangkan tokoh yang tidak ideal jadi capres karena rekam jejaknya buruk ada dua nama. Yakni Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, yang terburuk karena tersangkut masalah lumpur Lapindo dan mantan Menkeu, Sri Mulyani, yang terlibat skandal bailout Bank Century.
"Ada tiga nama yang paling mendekati sosok ideal, yakni Rizal Ramli, Sutiyoso dan Mahfud MD. Yang paling jauh dari sosok presiden ideal adalah Aburizal Bakrie dan Sri Mulyani," kata Boni saat memaparkan hasil temuan LPI di Galeri Cafe Cikini, Jakarta, Kamis (9/5).
Diketahui, LPI melakukan riset terhadap 11 nama tokoh yang dinilai kuat jika maju sebagai capres dalam pemilu 2014. Yakni, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto, Sutiyoso, Rizal Ramli, Irman Guzman, Gita Wirjawan, Mahfud MD, Marzuki Alie dan Sri Mulyani.
Berikut poin dan plus minus 11 tokoh capres ini :
- Rizal Ramli
Nasionalis, Islam, non konglomerat, berprestasi, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, cerdas, pro rakyat, tegas.
- Sutiyoso
Nasionalis, pancasilais, bebas korupsi, bebas pelanggaran dan kejahatan HAM, cerdas, tegas, pro rakyat.
- Mahfud MD
Nasionalis, pancasilais, non konglomerat, tokoh masyarakat, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, cerdas, tegas, pro rakyat.
- Megawati
Nasionalis, Pancasilais, Non konglomerat, bebas korupsi dan kejahatan kemanusiaan lainnya, pro rakyat dan kurang tegas.
- Prabowo Subianto
Nasionalis, cukup sosialis, non kolongmerat, bebas korupsi, diduga terlibat pelanggaran HAM, cerdas , tegas dan pro rakyat.
- Irman Gusman
Nasionalis, Islam, pengusaha biasa, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, cerdas dan elitis.
- Marzuki Alie
Nasionalis, pancasilais, non konglomerat, tokoh masyarakat, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, cerdas, tegas, pro rakyat.
- Wiranto
Nasionalis, non konglomerat, bebas korupsi, diduga terlibat dalam pelanggaran HAM, cerdas, tegas, pro rakyat.
- Gita Wirjawan
Liberal, Nasionalis, konglomerat, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, cerdas dan elitis.
- Sri Mulyani
Nasionalis, pancasilais, non konglo merat, bebas korupsi, tidak melakukan kejahatan HAM, pro rakyat cukup tegas.
- Aburizal Bakrie
Nasionalis, Liberal, konglomerat, tersangkut kasus lumpur lapindo, cerdas dan elitis.
Analisis dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan pola penghitungan feedom house. Penilaian dikategorikan dalam 4 kriteria dalam asumsi LPI, yaitu, Ideologi (Nasionalis, Pancasilais), Latar Belakang (non Konglongmerat), Rekam Jejak (prestasi, bebas korupsi, tidak terlibat dalam tindak kriminal atau kejahatan besar) dan Kepribadian (cerdas, tegas, populis) dengan skor 1 bagi setiap tokoh yang memenuhi kriteria.(mdk)



































