
Pendaftar Carek Unima Membludak
Tondano, ME
Babak seru Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Negeri Manado (Unima) mulai tersaji. Genderang perang sudah ditabuh. 25 kandidat siap maju bertempur, menggapai 'kursi panas' di lembaga pendidikan itu. Warning publik pun kencang berdengung. Independensi Senat pemilik suara diingatkan. Tanda awas bahaya bius ‘politik kampus’ ikut disuarakan.
Proses rekrutmen bakal calon rektor Unima sudah ditutup, Kamis (30/6). Alhasil, jumlah peserta yang mendaftar membludak hingga 25 kandidat. Kendati rekrutmen calon berskala nasional, namun tak satupun peserta dari luar Sulawesi Utara (Sulut) yang ikut berpartisipasi.
"Sampai pendaftaran ditutup, ada 25 nama yang mengembalikan formulir. 23 nama di antaranya berasal dari lingkungan Unima, sedangkan 2 lainnya dari Unsrat," papar Ketua Panitia Pilrek Unima, Prof DR Agus Senduk MPd, dalam konferensi pers bersama sejumlah wartawan, Kamis kemarin.
Sesuai verifikasi dokumen pendaftaran yang dilakukan panitia, dari puluhan pendaftar, hanya 2 peserta yang memenuhi kelengkapan berkas. Linda Lambey dan Jack Mamangkey.
"Untuk mereka yang belum lengkap masih diberi kesempatan untuk melengkapinya sampai tanggal 11 Juli nanti. Namun jika masih ada bakal calon yang tidak lengkap berkas, maka langsung digugurkan," kata Senduk.
Pada tahapan selanjutnya, berkas bakal calon rektor yang terverifikasi nanti akan diplenokan bersama Senat Unima 12 Juli mendatang. Selain proses verifikasi, akan dilakukan rekam jejak kepada para peserta.
"Panitia akan melakukan penyaringan secara ketat, agar calon yang lolos hingga tiga besar nanti benar-benar bersih dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. Kita sudah berkomiten jangan sampai ada yang kecolongan," sebutnya.
Di sisi lain, panitia memastikan tahapan Pilrek kali ini akan berjalan sesuai aturan. Panitia akan bekerja secara profesional dan menjaga netralitas di antara para calon.
"Semua panitia merupakan anggota senat yang tentunya memiliki hak suara dalam Pilrek. Namun kami berkomitmen untuk netral dan tidak terkontaminasi. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami panitia memastikan bahwa proses Pilrek kali ini tidak akan kecolongan. Artinya kami menjaring para peserta yang benar-benar memenuhi persyaratan," ujarnya optimis.
Tak hanya itu, dalam tahapan Pilrek kali ini panitia juga menyiapkan wadah untuk menampung tanggapan publik melalui kotak saran. "Tanggapan bisa apa saja, baik itu respon negatif maupun positif dari masyarakat terhadap bakal calon rektor yang mendaftar. Nanti saran tersebut akan diplenokan dan selanjutnya diteruskan ke pihak Kementerian (Ristek-Dikti) untuk dijadikan pertimbangan pak Menteri. Namun tentu dengan melakukan verifikasi terlebih dahulu atas setiap saran yang dimasukkan," pungkas Senduk. (kelly korengkeng)